Agresi Israel, Aksi Ketamakan
Kelabu pergantian tahun di Palestina:
MESKI menuai kecaman dari berbagai belahan dunia, zionis Israel terus melancarkan agresi militer ke Jalur Gaza, Palestina, sejak sepekan terakhir. Sedikitnya 400 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak dilaporkan tewas, berikut ribuan orang terluka. Infrastruktur luluh lantak dihantam bom, kerugian materil di negara miskin itu pun tentu tidak tanggung-tanggung. Nasib warga muslim Palestina yang terus menjadi bulan-bulanan Israel semakin memiriskan.
Negara-negara dunia tidak mampu melobi Israel untuk menghentikan agresi itu, pun dewan keamanan PBB. Lalu, adakah negara di dunia, terutama negara (mayoritas) Islam yang
dengan tegas berani angkat senjata untuk menyerang Israel atas tindakannya yang mulai lupa daratan?
Jika dirunut dari sejarah, tekanan Israel ke Palestina boleh jadi sebuah ketamakan, rakus dalam penguasaan wilayah. Buktinya, dari tahun 1946, peta dunia masih menempatkan Palestina di ranah daratan yang luas, yang meliputi beberapa tempat terkenal, eperti Gaza, Tepi Barat, dan yang terutama adalah Yerusalem yang menjadi kota suci seluruh umat.
Dalam beberapa dekade, Israel terus menggerus tanah milik rakyat Palestina melalui beberapa agresi militer. Di sela agresi, pagar pembatas wilayah juga terus bergeser dan memotong wilayah dua kota besar di Palestina, yakni Jalur Gaza dan Tepi Barat. Warga Jalur Gaza terisolir, apalagi Tepi Barat, yang tidak bisa ke mana-mana dan dibiarkan terkungkung dalam genggaman kekuasaan Israel, yah benar-benar tamak.
Lihat saja, wilayah negara Palestina di tahun ini hanya menyisakan puing tinta di peta dunia. Lalu, Gaza kembali digempur. Boleh jadi, agresi ini juga menjadi sebuah holocaust untuk menghapus Palestina dari peta dunia, seperti yang diungkapkan wartawan Tribun, Abdul Haerah, dalam tulisannya beberapa waktu lalu.
Analisis dari kaum cendekiawan juga bermunculan. Ada yang menyebut bahwa agresi Israel sangat erat dengan upaya mengangkat reputasi sebuah partai politik di Israel, ada juga yang menyebut Israel sebagai upaya permusuhannya dengan umat muslim. Namun, dalam agresi ini, Israel selalu berdalih bahwa agresi itu dilakukan untuk menghancurkan Hamas, lalu mengapa warga sipil jadi korban?
Jika ini dibiarkan, Israel akan terus menggerogoti wilayah Palestina dan tidak lama lagi Palestina hilang ditelan "mulut besar" Israel dan terhapus dari peta dunia. Bantuan medis dan makanan dari beberapa negara yang peduli, termasuk Indonesia, tentu tidak cukup. Kenapa tidak satu pun negara yang memasok senjata dan amunisi ke Palestina sekaligus melawan zionis itu?
MESKI menuai kecaman dari berbagai belahan dunia, zionis Israel terus melancarkan agresi militer ke Jalur Gaza, Palestina, sejak sepekan terakhir. Sedikitnya 400 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak dilaporkan tewas, berikut ribuan orang terluka. Infrastruktur luluh lantak dihantam bom, kerugian materil di negara miskin itu pun tentu tidak tanggung-tanggung. Nasib warga muslim Palestina yang terus menjadi bulan-bulanan Israel semakin memiriskan.
Negara-negara dunia tidak mampu melobi Israel untuk menghentikan agresi itu, pun dewan keamanan PBB. Lalu, adakah negara di dunia, terutama negara (mayoritas) Islam yang
dengan tegas berani angkat senjata untuk menyerang Israel atas tindakannya yang mulai lupa daratan?
Jika dirunut dari sejarah, tekanan Israel ke Palestina boleh jadi sebuah ketamakan, rakus dalam penguasaan wilayah. Buktinya, dari tahun 1946, peta dunia masih menempatkan Palestina di ranah daratan yang luas, yang meliputi beberapa tempat terkenal, eperti Gaza, Tepi Barat, dan yang terutama adalah Yerusalem yang menjadi kota suci seluruh umat.
Dalam beberapa dekade, Israel terus menggerus tanah milik rakyat Palestina melalui beberapa agresi militer. Di sela agresi, pagar pembatas wilayah juga terus bergeser dan memotong wilayah dua kota besar di Palestina, yakni Jalur Gaza dan Tepi Barat. Warga Jalur Gaza terisolir, apalagi Tepi Barat, yang tidak bisa ke mana-mana dan dibiarkan terkungkung dalam genggaman kekuasaan Israel, yah benar-benar tamak.
Lihat saja, wilayah negara Palestina di tahun ini hanya menyisakan puing tinta di peta dunia. Lalu, Gaza kembali digempur. Boleh jadi, agresi ini juga menjadi sebuah holocaust untuk menghapus Palestina dari peta dunia, seperti yang diungkapkan wartawan Tribun, Abdul Haerah, dalam tulisannya beberapa waktu lalu.
Analisis dari kaum cendekiawan juga bermunculan. Ada yang menyebut bahwa agresi Israel sangat erat dengan upaya mengangkat reputasi sebuah partai politik di Israel, ada juga yang menyebut Israel sebagai upaya permusuhannya dengan umat muslim. Namun, dalam agresi ini, Israel selalu berdalih bahwa agresi itu dilakukan untuk menghancurkan Hamas, lalu mengapa warga sipil jadi korban?
Jika ini dibiarkan, Israel akan terus menggerogoti wilayah Palestina dan tidak lama lagi Palestina hilang ditelan "mulut besar" Israel dan terhapus dari peta dunia. Bantuan medis dan makanan dari beberapa negara yang peduli, termasuk Indonesia, tentu tidak cukup. Kenapa tidak satu pun negara yang memasok senjata dan amunisi ke Palestina sekaligus melawan zionis itu?
Komentar
Posting Komentar