Ruang Tamu Jadi Kolam Ikan


DUA hari terakhir menjadi hari pelik buat kami sekeluarga, rumah digenangi banjir nyaris sampai pinggang orang dewasa. Mengungsi? Syukurlah tidak, karena pemilik rumah kontrakan kami di Jl Toa Daeng 3 (Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, Makassar) dengan berbaik hati menampung kami di lantai 2 rumah.

Empat tahun di rumah ini, banjir sering menjadi langganan tahunan. Di awal, kami sangat prihatin. Selanjutnya, kami terbiasa. Tapi, banjir kali ini terasa beda karena tingginya melebihi tahun-tahun sebelumnya


Perasaan syok juga manusiawi, tapi ketika anak-anak kami bersama rekan sebayanya memanfaatkan banjir ini seperti laiknya kolam renang, maka kegelisahan kami terobati. Kegembiraan menyelinap di sela suasana was-was jika saja Tuhan memberikan ujian lebih berat dengan menurunkan hujan tak henti.

Hampir setiap Desember di pengujung tahun memang menjadi bulan memprihatinkan bagi kami. Setiap hujan deras turun terus menerus, ditambah air laut pasang, maka kami wajib siaga.

Air yang meluap dari kanal Jl Batua Raya karena tak mampu meneruskan ke muara Laut Tallo yang sedang pasang tak pelak mengalir masuk ke jalan hingga ke kamar tidur.

Rabu (19/12/2017) mengawali ujian untuk kami. Guyuran hujan tak henti. Seisi rumah sibuk mengamankan harta kecil kami berupa alat elektronik, pun berkas-berkas penting yang menjadi pondasi mata pencarian.

Setiba di rumah dari aktivitas rutin, rendaman air sampai lutut. Puncaknya Kamis (22/12/2017) malam, ruang tamu pun tak ubahnya kolam ikan. Yah, ikan tawar dari hamparan persawahan yang tersisa dari properti perkotaan seakan berlomba masuk pekarangan hingga ke ruang tamu. Bahkan, ke kamar tidur. "Duh, ujian apa lagi ini," gumamku.

Namun, sebagai makhluk Tuhan, kami tetap bersyukur. Ujian ini tentu karena Tuhan masih sayang pada keluarga yang sedang berjuang mencukupi kebutuhannya ini
Kami pun yakin ujian ini pasti kami lewati. Toh masih banyak warga Makassar yang senasib dengan kami.

Di beberapa titik di Makassar, sebut saja di Daya, Bumi Tamalanrea Permai, Perumnas Antang, dan beberapa area pinggir kota jauh lebih parah karena genangan air mencapai atap rumah.

Masjid, musala, dan rumah keluarga tempat pelarian. Yang berduit ke hotel. Tentu sebagian mengamankan harta masing-masing.

Apapun kondisinya, kami sadar bahwa Tuhan sedang memberikan materi ujian atau bisa jadi balasan atas kesalahan yang sering kami perbuat.

Jemari tangan pun gatal lalu menulis status di beranda facebook, "Semoga Tuhan memberikan nilai tertinggi atas ujian ini."

***
Banjir separah ini pernah terjadi di Makassar 1999 lalu di bulan yang sama. Nyaris 20 tahun. Setelahnya, banjir terjadi meski tak separah ini.

Di setiap musibah ini terjadi, muncullah statemen jurus silat dari pejabat kota bahwa ini hanya genangan. Lha, genangan sama banjir apa bedanya? Fakta bahwa terjadi genangan. Karena tergenang, maka kesimpulannya banjir.

Sama halnya ketika fakta seseorang sedang "menitikkan air mata" dan kesimpulannya adalah "menangis".

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), banjir berarti air yang datangnya banyak. Jika dalam suatu peristiwa alam seperti ini, disebut banjir jika tenggelamnya daratan.

Nah, secara kondisional di Makassar yang terjadi saat ini, genangan dan banjir sama saja.

***
Banjir di Makassar dipengaruhi 2 faktor utama seperti dikutip dari repository.unhas.ac.id. dalam catatannya disebutkan, faktor alam (curah hujan, topografi, jenis bantuan/tanah, laju infiltrasi) serta faktor manusia dengan segala aktivitasnya terkait pengaruh drainase dan penutupan jalan di atasnya.

Hasil penelitian menunjukkan adanya 3 zona resapan berdasarkan laju infiltrasi, yakni pertama: zona resapan tinggi di mana lahan terbuka yang luas.

Kedua: zona resapan sedang dicirikan lahan terbuka dengan infiltrasi kategori sedang. Dan ketiga: zona resapan rendah. Zona ini dicirikan oleh laju infiltrasi rendah berada pada daerah pengaliran sungai.

Disebutkan pula berdasarkan zonasi ini bahwa memang beberapa sisi kota merupakan area banjir dengan potensi yang cukup besar, yakni; bagian barat dekat pantai, bagian utara Kecamatan Panakkukang, bagian barat dan timur Tamalanrea, serta bagian utara dan Biringkanaya.

Di beberapa banjir sebelumnya dan sekarang, penelitian ini pas. Area dimaksud mengalami banjir setiap hujan deras turun berhari-hari ditambah dengan kondisi air laut yang pasang.

Jika air laut pasang, maka seluruh aliran air dalam kota terhambat yang menyebabkan air kanal meluap. Karena volume air besar, maka luapan air tak dapat dihindari lalu merembes ke jalan lalu masuk ke dalam rumah-rumah warga (*)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

6 Cara Jitu Bisa Tingkatkan Pariwisata Toraja

Cantiknya Muslimah dengan Pakaian Pengantin Adat Toraja