Postingan

Stadion La Patau, Karya Spektakuler di Areal Persawahan

Gambar
SEPERTI sulit membayangkan sebuah stadion megah hadir di sebuah kabupaten. Tentu dengan pertimbangan biaya mahal. Lahan sih banyak, tergantung niat pemerintah mau bangun atau tidak.  Setahun diberi tugas sebagai jurnalis Tribun Timur di Bone, 2004, saya tak menyangka itu terjadi. Saya ikut bersaksi. Ide brilian sang bupati kala itu menghentak. Niatnya mau bangun stadion berkelas.  Benar, stadion yang belakangan diberi nama Stadion La Patau hadir. Stadion itu pernah menjadi arena liga utama Indonesia. PSM pernah menjadikan kandang menjamu rivalnya dari pulau Jawa. Beberapa gelaran penting pernah dilakukan di stadion berkapasitas 15.000 penonton ini. Tak cuma itu, beberapa fasilitas olahraga juga hadir bersamaan. Di satu lokasi.  Perkantoran pun hadir. Area stadion kini jadi pusat kegiatan olahraga, bahkan jadi tempat wisata.  Banyak orang kini mengincar lokasi di tempat ini. Untuk tempat tinggal, atau untuk usaha. Harga tanah meroket. Banyak pelaku UKM menyambung hidup dengan hadirnya s

Cantiknya Muslimah dengan Pakaian Pengantin Adat Toraja

Gambar
  PAKAIAN adat Toraja modern terus berkembang, baik motif, warna, hingga model tanpa mengabaikan karakteristik aslinya. Yang paling kelihatan adalah pakaian pengantin untuk muslimah Toraja. Penyesuaian busana agar aurat tetap tertutup harus menjadi perhatian. Meski model pakaian tetap sama secara umum digunakan, namun untuk pengantin wanita Muslim tinggal dipilihkan jilbab/kerudung yang warnanya sama dengan pakaian Toraja yang digunakan.  Jadilah perpaduan atau akulturasi pakaian pengantin adat Toraja-Timur Tengah.  Sulit untuk menyebut jika kerudung itu pakaian muslimah, karena Yahudi di Timur Tengah atau dataran Arab juga mengenakan kain penutup kepala. Namun, karena syariat Islam harus menutup aurat, maka penutup kepala berupa jilbab atau kerudung selalu identik dengan Muslim.  Di beberapa daerah maupun perkotaan, busana pengantin Toraja untuk Muslimah sudah tak asing lagi. Apalagi, jika sang cewek/mempelai wanita memang dari suku Toraja. Di Toraja yang penduduknya sebagian besar Kr

Ngeri Juga Nih Supir Posisi Kiri di Saudi

Gambar
ANDA yang terbiasa ke Tanah Suci Saudi Arabia, Umrah maupun Haji, pasti sudah tak canggung di kendaraan. Termasuk bus yang mengantarkan Anda. Tapi, jika pertama kali, mungkin akan merasakan keanehan atau mungkin merasa ngeri dengan posisi duduk supir di sisi kiri.  Terutama jika duduk di depan kanan, di posisi kursi cadangan, Anda seolah menempati posisi supir yang sebenarnya sesuai kebiasaan di Indonesia  Jika duduk di belakang, mungkin tak akan terasa ada kelainan. Tapi, cobalah duduk di sebelah kanan supir seperti gambar di atas. Saat kendaraan/bus melaju agak kencang, ngeri akan mulai terasa. Yah, mungkin tidak biasa saja. Penulis saat pertama kali menjejakkan kaki di Tanah Haram ini, Maret 2016 silam, sengaja memilih duduk di kursi cadangan yang biasanya digunakan oleh pemandu atau di Indonesia umumnya digunakan oleh kenek. Kebetulan memang sedang mendampingi seratusan jamaah yang termuat dalam beberapa bus. Di bus itu, sebagai pendamping, saya bebas memilih tempat duduk. Selain l

Arkarna dan Gempita HUT RI

Gambar
EUFORIA perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-75 kali ini boleh disebut redup. Upacara digelar virtual. Pun jika digelar di lapangan harus mengikuti protap covid-19. Maklumlah, pandemi benar-benar memaksa kita pasif dan tak banyak berbaur. Apalagi bereuforia di HUT kali ini.  Toh nuansa perayaan HUT tetap hidup, meski lewat rentetan ucapan visual menyebar di dunia maya. Melalui gawai masing-masing. Panggung hiburan hanya tampil di layar kaca saja. Tapi, rangkaian lomba kecil-kecil tetap dilakukan warga di pelosok. Pun tak ada hiburan panggung outdoor. Tak ada hentakan musik di tengah lautan manusia, seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun-tahun silam, perayaan HUT RI ramai di mana-mana. Semua orang inisiatif melibatkan diri menggelar kegiatan kreatif.  Panggung artis dipenuhi penggemar. Artis-artis panen di mana-mana. Bahkan artis dunia pun didatangkan demi semarak hari kemerdekaan.  Salah satu yang pernah mengguncang tanah air di perayaan HUT RI adalah grup asing Arka

Ke Toraja-lah, Tapi Jangan Sekadar Ngopi

Gambar
REAKSI positif publik atas dibukanya penerbangan reguler dari Makassar ke Tana Toraja via bandara baru Toraja di Buntu Kunik, Kecamatan Mengkendek, terus mengalir. Bukan saja dari kalangan Toraja perantau. Reaksi netizen di dunia Maya berentetan memberi support bagi pemerintah pusat maupun daerah yang telah bekerja keras memudahkan jalur transportasi udara menuju salah satu daerah wisata andalan Indonesia ini. Beberapa item pekerjaan dalam megaproyek yang bakal menelan anggaran ratusan miliar ini kelar. Runway yang sedianya 2.600 meter, sudah rampung hingga 1.600 meter. Didukung fasilitas penunjang berupa apron dan layanan penumpang di bandara yang akan digodok internasional ini. Runway sepanjang 1.600 meter ini mampu didarati pesawat jenis ATR kapasitas 70-80 penumpang. Menandai dibukanya penerbangan ke bandara yang letaknya sekira 30 km dari ibukota Makale ini, pihak maskapai Wings Air (Lion Group) melakukan proving flight, Kamis 20 Agustus 2020. Wings Air juga telah menandatangani k

Puasa Bukan Soal Kuatnya Fisik dan Besarnya Badanmu

Gambar
DI tengah tepekur, tiba-tiba saya meraba lengan dan beberapa bagian tubuh saya sembari menunduk. Usai Isya jelang Tarawih di Masjid Nurul Muttahid, Jl Toa Daeng 3 Makassar, beberapa saat lalu. Pemaparan seorang ustad soal puasa di mimbar membuat saya tergelitik. Yah ceramah tarawih pertama, sang ustad tak hanya menjelaskan panduan. Tetapi juga hakikat orang berpuasa. "Puasa itu adalah perkara Iman. Bukan soal kuatnya fisik atau besarnya badanmu. Kalau orang sudah beriman, maka pasti berpuasa apapun kondisi yang sedang menimpanya. Sekuatnya fisik jika tak beriman, maka puasa pun kadang dilalaikan," kata ustad itu dengan nada tandas. Sontak saya bangkit. Lalu menunduk. Dulu pernah lalai, meski tak sering. Belum sempat menggantinya hingga tiba Ramadan tahun ini. Syukurlah masih sampai ke jenjang ini. Fisik saya belum termasuk besar. Masih kategori sedang. Tapi fisik, satu kesyukuran karena jarang sakit. Alhamdulillah. Di saat puasa dulu saya tetap beraktifitas sepe

Kopi Hitam Karebosi

Gambar
SETIDAKNYA lima kali saya sempatkan kongkow di area "Kanrerong" Karebosi. Kawasan relokasi pedagang kaki lima yang kiosnya dibuat seragam. Warna oranye berukuran mungil. Kira-kira 2 x 2 meter persegi. Deretannya rapi dengan suasana sejuk di bawah pohon rindang. Senyum ramah pedagang campuran siap menyergap ketika memasuki pekarangan di bibir Lapangan Karebosi ini. Mereka juga menyediakan tempat kongkow. Ada meja kecil dan beberapa kursi. Warnanya sama dengan kios: oranye. Tersedia menu makanan. Juga minuman. Tak ketinggalan kopi hitam yang dibuat tradisional. Kopi bubuk disiram air panas. Kopinya mirip di tempat rest area jalur trans Sulawesi. Tentu juga mirip bikinan ibu saya. Bicara kopi, saya bukan ahli. Saya juga bukan penggila kopi, meski berasal dari Toraja: daerah penghasil kopi. Saya hanya penikmat biasa yang tak mencarinya jika tidak disediakan. Itu pula yang membuat saya jarang muncul di warung kopi (warkop) atau kafe hanya sekadar mencari kopi. Jik